Wednesday, December 4, 2013

Makna Desain Batik (Part1)

SEJARAH BATIK


Sejarah Batik di Surakarta
Sejak pertengahan abad ke-18 Solo adalah tempat kediaman keluarga raja-raja. Istana-istananya yang disebut kraton dikelilingi tembok. Sebagian besar kraton ini terbuka untuk para pelancong. Tampak dengan jelas bahwa kebudayaan sangat dipengaruhi raja-raja Solo beserta keluarga dekatnya. Karena batik dengan desain tertentu pada awalnya hanya dipakai keluarga raja-raja maka tampak sekali pengaruhnya pada perkembangan batik.


Salah satu ciri penting dari batik Solo adalah penerapan Soga, bahan cat berwarna cokelat yang dibuat dari kulit pohon. Bila soga ini diterapkan dengan cara tradisional maka diperlukan paling sedikit 40 pencelupan sebelum hasil sebenarnya tercapai. Selain warna cokelat, warna biru juga dipakai dalam batik tradisional. Batik Solo dan Yogyakarta banyak persamaannya. Perbedaaannya adalah bahwa batik Solo dasarnya biasanya berwarna kuning emas sedangkan batik Yogyakarta pada umumnya kuning keabu-abuan. Di Solo warna hitam (yang terjadi karena dicat warna cokelat dahulu dan sesudah itu baru hitam) kelihatan warna birunya lebih tua. Terutama batik zaman sekarang makin sukar untuk dibedakan.
Yang paling mencolok adalah apa yang disebut desain parang. Ini terdapat dalam banyak varian dan ukuran. Parang-parang tersebut digambar diagonal. Di Solo jalur-jalur miring itu dari kiri atas ke kanan bawah sedangkan di Yogyakarta dari kanan atas ke kiri bawah. Dewasa ini orang tidaklah memperhatikan arah jalur. Desain-desain parang yang terkenal adalah motif-motif yang khusus boleh dipakai oleh anggota-anggota raja. Desain-desain yang dilarang ini disebut "larangan". Yang paling terkenal adalah 'parang rusak' dan 'udan liris'.
Makna desain batik Solo antara lain, yaitu:
  • Desain meru dan gunung mewujudkan gunung-gunung.
  • Garuda adalah seekor burung rajawali yang dinaiki Wisnu, dewa hindu dalam mitologi. Garuda ini di dalam desain batik terdapat dalam banyak varian.
  • Motif semen bisa juga disebut motif bebas. Di sini terdapat tanaman, binatang, dan kombinasi daripadanya dalam berbagai macam bentuk tetapi 'bebas' di sini tidak bisa disamakan dengan desain-desain yang terdapat pada desain pantai bagian Utara Jawa. Cara menggambarkannya juga terikat pada tradisi dimana tidak bisa dipakai terlalu banyak variasi.
  • Kawung terdiri dari empat gambar berbentuk bulat telur biasanya dengan dua titik di dalamnya. Kawung ini diterapkan dalam berbagai varian dan dikombinasikan dengan banyak desain lain.
Adanya bermacam-macam kain itu tidak dimaksudkan hanya untuk membuat variasi dalam cara pemakaian seperti halnya sekarang. Tiap desain mempunyai arti khusus dan dari cara pemakainnya bisa kelihatan kedudukan si pemakai. Lagipula ada desain untuk upacara-upacara khusus seperti misalnya pada upacara pelamaran, pertunangan atau perkawinan.

No comments:

Post a Comment