A. SEJARAH DESAIN GRAFIS
A.1 Sejarah awal
Pelacakan
perjalanan sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak
peninggalan manusia dalam bentuk lambang-lambang grafis (sign &
simbol) yang berwujud gambar (pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar
mendahului tulisan karena gambar dianggap lebih bersifat langsung dan
ekspresif, dengan dasar acuan alam (flora, fauna,landscape dan
lain-lain). Tulisan/ aksara merupakan hasil konversi gambar, bentuk dan
tata aturan komunikasinya lebih kompleks dibandingkan gambar. Belum ada
yang tahu pasti sejak kapan manusia memulai menggunakan gambar sebagai
media komunikasi. Manusia primitif sudah menggunakan coretan gambar di
dinding gua untuk kegiatan berburu binatang. Contohnya seperti yang
ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis.
Lambang/ aksara sebagai
alat komunikasi diawali oleh bangsa Punesia (+ 1000 tahun SM), yang saat
itu menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan oleh bangsa
Yunani (+ 400 tahun SM) antara lain dengan mengubah 5 huruf menjadi
huruf hidup. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil
menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan
diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin
yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya bangsa Romawi menetapkan alfabet
dari Yunani tersebut menjadi 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L,
M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan
dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa
Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan
sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Ketika
perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua,
buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi
cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin
dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu
berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai
buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin
(scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil
yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat
terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis-tebalannya dapat
mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk
yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat dituliskan dalam
jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.
No comments:
Post a Comment