4. Alvar Aalto (1898-1976)
“Generasi Kedua’” yang paling penting dalam era
modernisme desain interior adalah seorang arsitek dan desainer Finlandia
Alvar Aalto. Karir Aalto dimulai ketika gaya perkawinan antara gaya Romantisme-nya
Napoleon (yang pada saat itu sedang trend di Eropa) dengan semangat
nasionalisme Nordic yang didengungkan oleh Lars Sonck dan Eliel
Saarinen, yang nantinya akan melahirkan suatu gaya bar yang disebut
gerakanNeoclassicism dan Jugendstil pada akhir abad ke 19 (tahun 1800-an).
Masyarakat Amerika akhirnya dapat menikmati karya
desain dari Alvar Aalto secara langsung pada saat New York’s World Fair
1979. Ruang interior seperti kotak(box-like) pameran Finlandia dibat dengan sangat menarik dengan memperkenalkan dinding organik (free-form) yang mengalir (flowing).
Sebuah dinding yang terbuat dari kayu yang melengkung dan memenuhi
keseluruhan ruang utama pameran dan dipasangi layar pada ruang pameran
tambahan pada bagian atas.
Sebuah balkon restoran dengan tujuan untuk
memutarkan film dari sebuah booth proyeksi dengan bentuk organik yang
menakjubkan menambahkan keindahan dari keselurhan desain tersebut.
Meskipn keluasan ruang yang sempit dan posisi booth pameran tersebut
berada di lokasi yang kurang tepat, namun desain Aalto telah menarik
perhatian pengunjung dan mendapatkan suatu pujian khusus pada event
tersebut.
5. Pierre Chareau (1883-1950)
Karyanya yang terkenal dan bersejarah adalah
Maison de Verre (house Of Glass) di Paris yang menggnakan bingkai baja
dan are yang luas dari glass block dan plate glass. Desain furniture
termasuk di dalamnya kayu solid dan upholsteryyang tebal dan kursi yang gampang dilipat dengan bingkai logam dan anyam-anyaman (wicker) pada dudukan dan sandaran punggung. Karya desainnya mencerminkan suatu perpindahan dari gaya Art Deco ke arah International Style sebagai puncak atau era keemasan dari desain modern.
Chareau adalah seorang arsitek dan desainer
kelahiran Lehavre-Prancis dan menyelesaikan studinya pada Ecole
Nationale Superieure des Beaux-arts di Paris pada usia 17 tahun.
Karakter desain-nya menunjukkan suatu komplesitas dari perpaduan
bentuk-bentuk dasar yang harmonis. Melalui karya pertamanya Maison de
Vierre, Chareau langsung melejit menjadi satu desainer dan arsitek
kenamaan dan mempengaruhi gaya desain dunia selanjutnya.
6. Phillip Johnson (1906-2005)
Pada tahun 1946, dunia sedang dilanda demam “International Style”
dan salah satu tokohnya arsitek Mies Van De Rohe yang membangun
Farnsworth House telah menginspirasi seorang arsitek Amerika lainnya
Phillip Johnson untuk mendesain rumahnya sendiri di New
Canaan-Connecticut dengan gaya yang sama. Sebuah rumah dengan interior
berdindingkan glass block dengan hanya batu bata silinder kecil yang
ditampilkan pada rumah untuk menujukkan posisi kamar mandi dan lokasi
untuk tempat penghangat (fireplace).
Dapur dilengkapi dengan meja counter yang dapat diangkat ke atas (lift tops)
untuk penyimpanan peralatan dapur. Sedangkan semua furniture-nya
merupakan karya desain dari Mies Van De Rohe, dengan menggunakan upholsterykulit
coklat dengan kerangkan berlapiskan krom, keseluruhan karya desain
interior tersebut menunjukkan suatu bentuk ketelitian dalam ruang. Ubin
yang merah pada lantai dan view yang menuju ke luar (outward)
kepada eksterior yang hijau merupakan warna yag dominan pada interior
tersebut. Rumah kaca ini merupakan contoh terkenal dari kemungkian untuk
sebuah gagasan (open plan) yang logis dan eksekusi desain yang ekstrim
7. Walter Gropius (1883-1969)
Pengaruh langsung dari modernisme gaya Internasional (international style)
bertambah besar ketika beberapa pimpinan Eropa dari gerakan tersebut
tiba di Amerika Serikat. Peristiwa hijarah tersebut disebabkan situasi
politik Eropa yang makin tidak menentu seiring meningkatnya aksi-aksi
represif dari partai NAZI-Jerman pimpinan Kanselir Adolf Hitler.
Salah satu pimpinan gerakan tersebut adalah
Walter Gropius, bekas kepala sekolah sekolah desain yang terkenal di
Weimar (bagian dari jerman) Bauhaus.
Walter Gropius adalah seorang arsitek dengan mengarsiteki sendiri
rumahnya sendiri di Lincoln-Massachussets (1937). Rumah tersebut
merupakan conoth terbaik dari desain international style, dengan
tipikal atap datar, area kaca yang luas, dan penerapan detail pada fasad
(entrance shelter) yang ditopang oleh kolom bulat, tangga spiral dan pemasangan glass block yang banyak.
Dinding putih diciptakan bukan dari beton ataupun stucco (plesteran) melainkan dengan papan kayu lapis (tongue-and-groove wood boards)
yang merupakan tipikal dari bangunan vernakular New England. Desain
interior-nya elegan simplicity dan menampilkan beberapa jenis karya
desain furniture hasil karya anggota gerakan modernisme. Sekarang rumah
tersebut menjadi sebuah tanda daerah (landmarks) dan menjadi salah satu atraksi pariwisata yang terkenal di Massachussets yang dikunjungi banyak wisatawan.
8. Herman Hertzberger (1932-)
Di Belanda, Herman Hertzberger
mengimplementasikan gagasan Aldo Van Eyck tentang interior yang
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi civitas dalam interior yang
terorganisir (organization of interior). Hertzberger menerapkannya pada bangunan kantor Central Beheer (1973) sebuah perusahaan asuransi di Apeldoorn.
Bangunan ini dibuat dengan unit-unit modular
dalam ruang persegi empat dengan pola yang tidak beraturan. Ruang
interior adalah sebuah hasil dari kompleksitas ruang kecil dimana
pekerja individual dituntut untuk mengatur sendiri furnitre kerja-nya,
peralatan, dan aksesoris pribadi-nya sesuai dengan keinginan mereka
sendiri. Hasilnya adalah sebuah kekacauan (clutter) dalam ruang interior
yang sangat humanis, tidak seperti ruang kantor umumnya yang terkesan
kaku, formal dan monoton.
Hetzberger dengan Aldo Van Eyck merupakan pelopor gerrakan structuralist di
Belanda (pada tahun 1960an). Ia percaya bahwa peran arsitek tidaklah
menawarkan solusi yang komplit terhadap permasalahan bangunan, namun
menyediakan kerangka spatial yang akan diisi oleh civitas pemakai ruang
tersebut. Jadi Hetzberger menekankan pentingnya mendesain aktivitas
manusia yang akan berada pada dengan memberikan kebebasan berekspresi
pada ruang interior tersebut dibandingkan dengan bangunan yang formal
dan kaku yang mengarahkan bahkan mendikte manusia untuk beraktivitas
dalam ruang.
9. Charles Eames (1940-2001)
Lebih dikenal sebagai desainer dari Eames chair
(1940-1), Rumah pribadi Charles Eames adalah sebuah contoh awal dari
sebuah “gerakan” yang disebut high-tech yang
menggunakan logam dan kaca sebagai elemen pembentk dari keseluruhan
desain tersebut. Menggunakan kerangka sambungan logam yang tanpa penutup
(exposed) pada atap, sedangkan dinding eksterior disusun oleh kaca dan
panel solid dengan jendela standar industri dan elemen struktur.
The Eames House dibangun
dengan bagian produksi industri, juga kadangkala dipandang sebagai
desain yang berbasiskan teknologi (industri) juga mampu menciptakan
suatu interior dengan keindahan dan bahkan untuk rumah tinggal.
Charles Eames memang besar di lingkungan arsitek
dan menamatkan pendidikan arsitekturnya Washington University-St Louis.
Ia sangat dipengaruhi oleh seorang arsitek Finlandia Eliel Saarinen;
yang nantinya akan menjadi teman dan partnernya dalam profesi .
No comments:
Post a Comment