Sejarah dan Tokoh-Tokoh Desain Interior Modern
Berbicara masalah desain khususnya interior tentu tidak telepas dari keberadaan ruang arsitektural sebagai satu dari kebutuhan manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk individu maupun sosial.
Desain interior merupakan suatu keilmuan yang membahas hubungan manusia dengan ruang arsitektural dan seluruh elemen pendukungnya. Desain interior bertujuan untuk membuat manusia sebagai pemakai ruang dapat beraktifitas dalam ruangan tersebut dengan efektif dan merasa nyaman pada ruangan tersebut (Dodsworth, 2009: 8). Ruang entah itu berupa berwujud maupun tidak berwujud merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dalam konteks hidup. Ruang merupakan substansi materi, seperti batu dan kayu. Walaupun demikian, ruang pada umumnya tidak berbentuk dan terdispersi. Ruang universil tidak mempunyai definisi. Pada saat suatu unsur diletakkan pada suatu bidang, barulah hubungan visualnya terbentuk. Ketika unsur-unsur lain mulai diletakkan pada bidang tersebut, terjadilah hubungan majemuk antara ruang dan unsur-unsur tersebut maupun antara unsur yang satu dengan unsur lainnya (Ching; 1996, 10). Pernyataan Ching seakan memperkuat pernyataan dari Dosworth tentang hubungan antara desain interior dan ruang. Ruang yang sebelumnya oleh Ching dijelaskan tidak berbentuk dan terdispersi, diberikan pemaknaan atau nilai oleh keilmuan desain interior sesuai dengan yang dijelaskan oleh Dodsworth.
John Pile (2001) menyatakan bahwa dalam dunia modern, sebagian besar pengalaman hidup manusia (human life experiences) di”pentaskan” dalam ruang interior. Manusia mungkin sangat mencintai perasaan berada-di-ruang -luar (out-of-doors) yaitu kesenangan terhadap ruang terbuka dan beratapkan langit, kebebasan dari kehidupan di balik “pagar” (rumah, bangunan, arsitektur; penanda teritori), tetapi kesenangan berada di luar “pagar” tersebut merefleksikan sebuah realitas bahwa begitu banyak kehidupan yang dihabiskan di dalam ruang. Bangunan dan interior-nya dirancang (planned) untuk mengakomodasi tujuan dan gaya dari trend ketika bangunan tersebut mulai dibangun; dan bangunan juga mempengaruhi aktivitas dan kehidupan manusia sepanjang mereka menggunakan ruang tersebut. Keilmuan desain interior, perkembangan dan perubahannya melalui untaian sejarah adalah cara yang berguna untuk mengeksplorasi masa lalu dan untuk melogikakan ruang dimana kehidupan modern itu hidup. Desainer profesional diharapkan untuk mempelajari sejarah desain interior, untuk mengetahui praktek masa lalu dalam istilah “gaya (styles)” dan ntuk mengetahui tokoh dan ruang lingkup kontribusi tokoh tersebut yang merumuskan sesuatu yang menarik dan berpengaruh terhadap keilmuan desain khususnya desain interior selanjutnya.
Pile selanjutnya memaparkan beberapa tokoh dalam konteks sejarah desain interior yang mempengaruhi keilmuan desain interior tersebut selanjutnya baik sebagai sebuah praktek profesional maupun epistemologi-nya. Pile membatasi sejarah desain interior dengan memfokuskan pada era modern (setelah revolusi industri) dan tokoh-tokoh dibalik lahirnya gaya-gaya tersebut. Tokoh-tokoh yang menurut Pile yang berperan penting adalah:
1. Charles Rennie Mackintosh (1868-1928)
Di kota Glasgow, Skotlandia, sebuah karya yang dihubungkan dengan gerakan Art Nouveau dikerjakan
dalam waktu singkat oleh beberapa desainer yang dipimpin oleh Charles
Rennie Mackintosh. Karya Mackintosh berbasis pada seni dan Kriya (arts and crafts),
namun bergerak lebih jauh menuju suatu gerakan pembebasan yang sdisebut
gerakan Art Nouveau dan berpengaruh cukup besar di antara desainer
daratan eropa (continental designer),
terutama yang bermarkas di Vienna. Untuk klien privat dan flat
pribadinya di Glasgow, Mackintosh mengembangkan desain furniture yang
simple, bentuk geometris, namun menerapkan proporsi yang berlebihan,
sandaran punggung kursi yang sangat tinggi, dan finishing hitam dan
putih dengan aksen detail dekorasi berwarna ungu, perak atau emas.
Elemen ornamen yang dicat berwarna kadangkala ditambahkan oleh istri dari Mackintosh, Margaret Macdonald (1865-1933), dengan saudara perempuannyaFrances Macdonald (1874-1921) merupakan partisipan aktif dari gerakan art and craft dan
gerakan yang berhubungan dengan desain yang berpusat di Glasgow pada
tahun 1890-an. Faktanya gerakan art and craft, meskipun tujuannya untuk
mereformasi desain victoria (victorian design)
dan selera masyarakat (taste) pada masa itu, namun gerakan tersebut
hanya berhasil mempengaruhi segelintir orang mengingat biaya produksinya
yang sangat tinggi. Bagaimanapun juga, penolakannya terhadap
ornamentasi produksi-massa yang tidak bermakna, dengan menekankan pada
kejujuran dalam ekpresi desain terhadap realitas dari fungsi, material
dan teknik, berpikir ke depan, meskipun dengan cara yang radikal juga
kontroversial. Hal tersebut yang menghubungkannya dengan gerakan Art
Nouveau, suatu gerakan penolakan total terhadap kesejarahan (historicism); yang membuatnya menjadi titik awal dari semua kajian terhadap modernisme dalam desain (interior).
2. Antoni Gaudi (1852-1926)
Di Barcelona-Spanyol, meskipun banyak variasi
karya dari gaya Art Nouveau, figur yang dominan adalah Antoni Gaudi,
tokoh pelopor dari “perbendaharaan bahasa visual” stiliasi bunga (vocabulary of flowing curves ) dalam interior dengan karakter yang kuat, teknik tinggi; dan detail yang sangat dekoratif.
Pada kisaran tahun 1904-1906 ia merekonstruksi sebuah bangunan tua “Casa Batllo“, termsuk di dalamnya fasad baru dari keseluruhan kompleks bangunan, bentuk menyerupai tulang (bone-like form),
dengan garis atap yang fantastik,dan untuk beberapa apartemen, sebah
interior yang mencengangkan. Pintu berpanel dihiasi dengan kaca kecil
dengan bentk yang tidak beraturan (irregular shape); plafon plester dengan bentuk garis lengkung (swirling curved form).
Gaudi mengembangkan garis lengkung yang
fantastik, kadangkal menyerupai sambungan tulang, kadangkala bentuk yang
organik (liat) pada furniture yang didesain khusus oleh tukang kayu
dengan kemampuan tinggi pada proyek yang spesifik. The Guell Park (1905-1914) dan proyek terakhirnya Sagrada Familia Church (1903-1926) menunjukkan sbuah karya yang fantastik dan karakter personal stilistik Gaudi; dalam skala yang besar.
3. Gerrit Rietveld (1888-1964)
Karya yang paling terkenal dari gerakan “De Stijl(the style/gaya)”
adalah karya yang dibuat oleh Gerrit Rietveld, yaitu Schroder house
yang berlokasi di Utrecht adalah realisasi komplit dari ide pergerakan
tersebut. Adalah sebuah blok garis lurus yang menciptakan sesuatu yang
kompleks, dinding yang saling menopang (interpenetrating planes of wall), atap, dan geladak yang memproyeksikan, dengan void yang dilengkapi dengan kaca gelas dalam bingkai logam.
Ruang keluarga (living room) bagian atas dipisahkan oleh sistem panel geser (sliding panels) yang mengijinkan pengaturan kembali untuk mendapatkan variasi bukaan ruang. Furniture tanam (built-in) dan bergerak (movable)
berkonsep geometrik dan abstrak. Hanya waran-warna primer dan warna
hitam yang diterapkan dengan warna putih dan abu-abu pada setiap
permukaan sebagai komplementer-nya.
Dikarenakan anggotanya yang sedikit, masa yang
singkat, dan sedikitnya pencapaian melalaui pembangunan proyek, Pengaruh
gerakan De Stijl dalam konteks modernisme dalam desain (interior) tidak
secemerlang dibandingkan dengan gerakan serupa yang muncul di Jerman
dan Perancis .
No comments:
Post a Comment